BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang masalah
Teknik
perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala sarana
yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang
ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang
lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan
prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di
pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah
menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam
kegiatan produksi, non produksi yang ada
dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas
utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat,
peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan
proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan
sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a. Perawatan
peralatan dan perlengkapan
b. Penggantian
dan distribusi dari utilitas
c. Inspeksi
dan pelumasan
1.1.1
Perawatan
peralatan dan perlengkapan
Kegiatan
dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin
dan perlengkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau
penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik.
Tindakan
perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik
dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban
yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta
ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari
komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk
perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat
dalam bentuk berita acara kerusakan).
1.1.2
Pergantian
dan distribusi utilitas
Pergantian
dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena
mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini
adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat
pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian
pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas
dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli).
Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran
bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani
oleh bagian perawatan.
1.1.3
Inspeksi
dan pelumasan
Di
sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang
berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah
dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam
perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan
untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan
bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak
dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.
Selain
perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna
menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu
dengan:
1. Penyimpanan
persediaan bahan dan alat
2. Penyimpanan
barang yang tidak terpakai
3. Perlindungan
dari bahaya kebakaran
4. Pengurangan
suara dan polusi
5. Penyimpanan
dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
6. Pelayanan
perawatan
1.2
Tujuan
pemasalahan
1. Dapat
Menjelaskan pengertian perawatan
2. Dapat
Mengetahui prinsip kerja dari mesin freis
3. Dapat
Mengetahui cara inspeksi dan perawatan pada mesin freis
4. Menjamin
ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi darurat.
5. Menjamin
keselamatan semua orang yang berada dan menggunakkan sarana tersebut.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Teori Dasar Mesin
Freis
Mesin freis adalah
mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda
kerja dengan menggunakan pisau freis (cutter) sebagai pahat
penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Dilihat dari kerjanya, mesin freis termasuk
mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar dan dengan demikian, freis
sebagai alat pemotong bekerja berputar dan dipasang pada arbor mesin, yang
didukung dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin.
2.2Jenis-jenis Mesin Freis
2.2.1 Mesin freis meja
Mesin freis meja
termasuk mesin freis produksi, yang dapat mengerjakan
bentuk-bentuk pekerjaan freis dengan jumlah hasil yang sama
banyak dalam waktu yang singkat.
2.2.2 Mesin freis tegak
Pada
mesin freis tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus
terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar
maka, kedudukan dari spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja
mesin.
2.2.3 Mesin freis lutut
dan tiang
Mesin freis lutut
dan tiang disamping dipergunakan pada bengkel-bengkel perusahaan juga banyak
dipergunakan pada tempat latihan atau sekolah-sekolah kejuruan dimana terdapat
pelajaran praktek mesin. Bagian utama mesin ini ialah: tiang, dan pada tiang
ini dipasang lutut yang dapat bergerak naik dan turun.Sadel sebagai pasangannya
dapat bergerak melintang kearah tiang dan mundur diatas lutut itu. Diatas sadel
tedapat meja yang dapat bergerak membujur secara otomatis atau secara manual.
2.2.4 Mesin freis
universal
Pada
mesin freis universal, meja dari mesin ini pada
prinsipnya sama seperti pada mesin freis datar, hanya saja
meja mesin freis universal dapat diputar mendatar,
dapat membuat sudut ± 45º kearah tiang mesin.
2.2.5 Mesin freis produksi
Mesin freis jenis
ini biasanya digunakan oleh pabrik-pabrik besar, karena digunakan untuk
menghasilkan barang secara cepat.
2.2.6 Mesin freis penyerut
Mesin freis ini
memiliki fungsi yang hampir sama dengan mesin gerinda, karena digunakan untuk
mengurangi ukuran benda kerja secara cepat.
2.2.7 Mesin freis korter
Mesin freis jenis
ini digunakan untuk pengerjaan benda kerja yang membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi.
2.3 Bagian-Bagian
Mesin Freis
Gambar 2.1 Bagian mesin freis
Keterangan
gambar :
a. Lengan,
digunakan untuk kedudukan penyokong arbor.
b. Penyokong
arbor, digunakan sebagai tempat pahat freis (cuter).
c. Tuas,
digunakan untuk menggerakkan meja secara otomatis.
d. Nok
pembatas, digunakan untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja.
e. Meja
mesin, digunakan tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
f. Engkol,
digunakan untuk menggerakkan meja dalam arah memanjang.
g. Tuas,
digunakan untuk mengunci meja.
h. Baut
penyetel, digunakan untuk menghilangkan getaran meja.
i.
Engkol, digunakan untuk
menggerakkan lutut dalam arah melintang.
j.
Engkol, digunakan untuk
menggerakkan lutut dalam arah tegak.
k. Tuas,
digunakan untukmengunci meja.
l.
Tabung pendukung dengan
batang ulir, digunakan untuk mengatur tingginya meja.
m. Lutut,
digunakan untuk kedudukan alas meja.
n. Tuas,
digunakan untuk mengunci sadel.
o. Alas
meja, digunakan sebagai tempat kedudukan untuk meja.
p. Tuas,
digunakan untuk merubah kecepatan motor.
q. Engkol
meja.
r.
Tuas, digunakan untuk
menentukan besarnya putaran spindel dan pisau freis.
s. Tuas,
digunakan untuk mengatur angka-angka kecepatan spindel dan pisau freis.
t.
Tiang, digunakan untuk
mengantar turun naiknya meja.
u. Spindel,
digunakan untuk memutarkan arbor dan pisau freis.
v. Tuas,
digunakan untuk menjalankan spindel.
2.4 Ukuran
Mesin Freis
Ketentuan
dasar dari mesin freis adalah ukuran, kekuatan motor, macam
dan bentuknya. Ukuran mesin freis ditentukan oleh kapasitas
panjang langkah mejanya pada arah mendatar, melintang dan tinggi pergerakan
lutut secara maksimum. Mesin freisdengan bentuk lutut terbagi dalam
6 ukuran standard panjang langkah mendatar mejanya, yaitu:
a. Nomor
1 panjang meja 550 mm.
b. Nomor
2 panjang meja 700 mm.
c. Nomor
3 panjang meja 850 mm.
d. Nomor
4 panjang meja 1050 mm.
e. Nomor
5 panjang meja 1250 mm.
f. Nomor
6 panjang meja 1500 mm.
Ukuran
ini biasanya digabungkan dengan ukuran daya motornya, misalnya untuk nomor 3
dengan 3 DK.
2.5 Prinsip
Kerja Mesin Freis
Dilihat
dari kerjanya, mesin freis termasuk mesin perkakas yang
mempunyai gerak utama berputar dan dengan demikian, freis sebagai
alat pemotong bekerja berputar dan dipasang pada arbor mesin, yang didukung
dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin.
Untuk
mengadakan penyayatan, benda kerja dipasang pada meja kemudian meja ini
dinaikkan sehingga benda kerja itu termakan oleh pisau yang sedang berputar,
kemudian meja digerakkan sesuai dengan kebutuhannya untuk memberi penyayatan
yang terus-menerus.
Pada
dasarnya gerakan dari meja mesin freis itu dapat dilakukan
dalam dua arah, yaitu gerakan datar (membujur dan melitang) dan gerakan tegak
(naik dan turun), juga gerakan dari meja ini dapat dilakukan secara manual
maupun otomatis.
2.6 Dasar
Pengerjaan Freis
Pada
pengerjaan mesin freis beram yang terjadi dikarenakan oleh
gerakan pisaufreis, sisi potongnya membentuk
sebuah lingkaran, pisau freis merupakan pahat potong yang
berganda. Agar supaya pisau freis dapat memotong benda kerja
sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut, untuk
mendapatkan beram benda kerja bergerak lurus, gerakan utama dan gerak
pemotongan dijalankan oleh mesin, selama pengerjaan setiap mata pahat memakan
benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan, oleh
sebab itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan pada sisi potongnya akan
memotong dengan konstan.
Pada
pengerjaan yang sederhana sumbu pahat paralel dengan permukaan benda kerja yang
dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai sisi potong pada kelilingnya.
Pada pengerjaan yang kedua sumbu pahat tegak lurus dengan permukaan benda
kerja. Pisau freis bukan hanya memotong dengan gigi-gigi pada
sekelilingnya saja tetapi juga dengan bagian muka pisau freis,
beram akan terpotong sama tebalnya.
2.7 Perlengkapan
Mesin Freis
Perlengkapan
mesin freis pada garis besarnya dapat dibagi dalam tiga
bagian, yaitu perlengkapan yang kedudukannya pada paksi mesin, misalnya
poros freis kolet, dan alat-alat lain yang digunakan untuk
pemasangan pisau freis. Perlengkapan kedua ialah perlengkapan yang
fungsinya sebagai alat penjepit misalnya catok, pelat-pelat penjepit, penahan
benda kerja dan lain-lain.
Sedangkan
yang termasuk kedalam perlengkapan ketiga adalah kepala pembagi, kepala lepas,
dan perlengkapan tegak (vertical milling attachment).
Berikut ini merupakan penjelasan dari beberapa perlengkapan mesin freis,
diantaranya:
2.7.1 Arbor
(poros freis)
Arbor
adalah tempat memasang atau memegang pisau freis pada setiap
mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak
yang terdapat pada ring penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pasak yang
terdapat pada pahatfreis.
Arbor
atau poros freis merupakan perlengkapan mesin freis yang
gunanya sebagai tempat kedudukan pisau freis dan ditempatkan
pada sumbu utama mesin. Alat ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang badannya
beralur spi (pasak), bagian ujungnya berbentuk tirus (tirus brown and sharp)
dan ujung yang lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring
penekan) yang dinamakan collar.
2.7.2 Cutter (pisau freis)
Alat
penyayat yang dipakai waktu mengefreis ialah pisau freis. Umumnya
bentuk pisau ini bulat, panjang dan disekelilingnya bergerigi. Bentuk
pisau freis adalah bermacam-macam sesuai dengan fungsinya, dan
pada umumnya terbuat dari baja kecepatan tinggi. Berikut ini merupakan beberapa
macam pisau freis, diantaranya:
1.
Pisau perata, pisau ini
mempunyai jumlah gigi sedikit dengan sudut heliks kiri atau
kanan dan dapat menyayat dengan sayatan yang tebal. Oleh karenanya pisau ini
dapat digunakan untuk pengerjaan permulaan.
2.
Pisau samping, pada
bagian sisi pisau ini memiliki gigi yang bentuknya tirus, pisau ini digunakan
untuk membuat alur spi atau alur-alur lainnya.
3.
Pisau muka (face milling cutter), bagian sisi dan
sekeliling permukaannya bergigi, pisau ini biasanya terbuat dari dua macam
bahan: badannya terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada giginya.
4.
Pisau roda gigi (spur gear cutter), pisau ini
digunakan untuk mengefreis gigi-gigi. Bentuknya bermacam-macam, misalnya pisau
untuk roda gigi lurus, pisau untuk roda gigi payung, pisau untuk roda gigi
cacing dan lain-lain.
5.
Pisau ujung (end mill cutter), pisau ujung
mempunyai gigi disekeliling badannya dan juga pada ujungnya. Pisau ini ada yang
bertangkai (lurus atau tirus) dan ada pula yang tidak.
6.
Pisau bentuk (form milling cutter), bentuk pisau
bentuk adalah bermacam-macam dan digunakan untuk membentuk permukaan menjadi
beralur cekung, beralur cembung, dan lain-lain.
7.
Pisau alur T (T slot milling cutter), pisau yang bertangkai tirus ini digunakan
untuk membuat alur yang berbentuk T seperti alur yang terdapat pada meja mesin
bor atau meja mesin serut.
8.
Pisau sudut (anggular milling cutter),
bentuk permukaan gigi pisau ini bersudut dan terdiri atas pisau besudut tunggal
dan bersudut kembar. Guna pisau ini adalah untuk mengefreis permukaan sehingga
membentuk bermacam-macam sudut.
9.
Pisau belah (slitting saw), pisau ini berfungsi untuk membuat alur kecil dan
untuk membelah.
2.7.3 Ragum
penjepit
Ragum
digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk benda kerja
berbeda-beda, maka disediakan juga bermacam-macam ragum sebagai berikut.
1. Ragum
datar
Ragum ini digunakan
untuk pekerjaan ringan.
2. Ragum
pelat
Ragum pelat digunakan
untuk pekerjaan berat pada mesin-mesin yang besar.
3. Ragum
busur
Pada alas ragum busur
ini terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam
arah horizontal sebesar sudut tertentu.
4. Ragum
universal
Pada ragum ini sudut
rahangnya dapat disetel dalam arah horizontal dan vertical sebesar sudut
tertentu.
2.7.4 Kolet
Kolet
adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus. Bentuk
alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama. Penempatannya pada paksi
mesin ada yang diikat dengan baut, tetapi ada juga tidak.
2.7.5 Kepala
lepas
Alat
ini sama seperti kepala lepas pada mesin bubut, berfungsi sebagai penahan benda
kerja yang akan difreis bila benda tersebut dipasang diantara kedua senter atau
salah satu ujungnya dijepit pada cekam. Kepala lepas dipasang diatas meja mesin
dengan kedudukan segaris dengan kepala pembagi.
2.7.6 Kepala pembagi
Benda
kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang dalam
spindle kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk
menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas.
Untuk
membuat roda gigi, segi banyak beraturan. Alur-alur poros digunakan kepala
pembagi, kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 40
dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda
kerja memerlukan engkoldiputar 40 kali. Kepala pembagi ini berfungsi untuk
membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam
sekali pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yaitu pembagian langsung,
pembagian sederhana, pembagian sudut, dan pembagian diferensial.
2.7.7 Meja putar
Untuk
mesin freis tegak atau vertical digunakan maja putar sebagai kepala pembaginya,
dalam alat ini dibuat alur T untuk menambatkan atau menjepit benda kerja atau
perkakas lain dengan bantuan baut jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan
diatas meja penambat mesin freis dengan bantuan baut penjepit.
2.8 Elemen
Dasar Proses Pemesinan
Berdasarkan
gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen
mesin. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus
membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut
tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram
sebelum terpotong. Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau,
kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan
yang dikehendaki. Pekerjaan seperti ini akan ditemui dalam setiap perencanaan
proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses pemesinan
yaitu sebagai berikut :
1.
Kecepatan potong (cutting speed) ; v (m/min)
2.
Kecepatan makan (feeding speed) ; vf (mm/min)
3.
Kedalaman potong (depth of cut) ; a (mm)
4.
Waktu pemotongan (cutting time) ; tc (min)
5.
Kecepatan penghasilan
geram ;
Z (cm3/min)
Elemen
dasar pada proses pengerjaan freis adalah sebagai berikut :
1.
Kecepatan potong
2.
Gerak makan
3.
Waktu pemotongan
4.
Kecepatan penghasilan geram
Keterangan
: w =
Lebar pemotongan
lw
= Panjang pemotongan
a =
Kedalaman potong
d =
Diameter luar
z =
Jumlah gigi
n =
Putaran poros utama
vf =
Kecepatan makan
2.9 Toleransi
Toleransi
adalah dua batas ukur yang diizikan pada suatu komponen atau benda kerja
lainnya. Dimana komponen atau benda kerja tersebut tidak pas atau sesuai dengan
yang kita inginkan. Toleransi terbagi dua, yaitu toleransi atas dengan tanda
plus (+) dan toleransi bawah dengan tanda minus (-).
Contoh
:
15,00± 0,02
Maksudnya
yaitu ukuran yang diminta adalah 15mm. Tetapi jika ukurannya 15,02 mm atau
14,98mm diperbolehkan dan tidak boleh dari 15,02 mm dan kurang dari 14,98mm.
Tabel
2.1 Variasi Yang Didizinkan Untuk Ukuran Linier
Ukuran nomina
(mm)
|
0,5
s/d 3
|
Diatas 3
s/d 6
|
Diatas
6
s/d 30
|
Diatas 30
s/d 120
|
Diatas 120
s/d 315
|
Diatas 315
s/d 1000
|
Diatas 1000
s/d 2000
|
|
Variasi yang
di izinkan
|
Seri teliti
|
± 0,05
|
± 0,05
|
± 0,1
|
± 0,15
|
± 0,2
|
± 0,3
|
± 0,5
|
Seri sedang
|
± 0,1
|
± 0,1
|
± 0,2
|
± 0.3
|
± 0,5
|
± 0,8
|
± 1,2
|
|
Seri kasar
|
± 0,2
|
± 0,5
|
± 0,8
|
± 1,2
|
± 2
|
± 3
|
Pada
pekerjaan Milling menggunakan toleransi geometri,
Toleransi linier dan toleransi sudut.
Untuk
meletakan lambang pada gambar diperlukan spesifikasi konfigurasi permukaan
benda kerja yang setiap posisi mempunyai kegunaan atau keterangan seperti pada
gambar dibawah ini
a. Nilai
kekasaran Ra dalam Micrometer
b. Cara
produksi, pengerjaan, atau pelapisan
c. Panjang
contoh
d. Arah
pengerjaan
e. Kelonggaran
mesin
f. Nilai
kekasaran lain
a. Toleransi
bagian-bagian.
Oleh
karena ketidak telitian pada proses pembuatan yang tidak dapat dihindari, suatu
alat tidak dapat dibuat setepat ukuran yang diminta. Agar supaya persyaratannya
dapat dipenuhi,ukuran yang sebenarnya diukur pada benda kerja boleh terletak
antara dua batas ukuran yang diizinkan. Perbedaan dua batas ukuran disebut
toleransi.
b.
Standar Toleransi Internasional IT
Toleransi
yaitu perbedaan penyimpangan atas dan bawah,harus dipilih secara seksama, agar
sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Kemudian macam-macam nilai nomerik
dari toleransinya untuk tiap pemakaian dapat dipilih oleh siperencana. Untuk
menghindari keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransi standar telah
ditentukan oleh ISO/R286 (ISO System of
Limits and Fits-Sistem ISO untuk limits dan suaian). Toleransi standar ini
disebut toleransi internasional atau IT.
c.
Kwalitas toleransi.
Dalam
sistim standar limits dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai
ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar disebut kwalitas toleransi.
Telah ditentukan 18 kwalitas toleransi, yang disebut toleransi standar yaitu IT
01, IT 0, IT 1, sampai dengan IT 16.
Langkah
kerja penggunaan mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Yakinkan
bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator berfungsi
baik.
2. Yakinkan
bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan berfungsi
sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan, misal
perangkat/perlengkapan (attachment)
pengeboran, perangkat pengaluran, perangkat pembuat roda gigi, perangkat
pembuat bidang datar dan komplek.
3. Lakukan
pemanasan (running maintenance)
selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua
pelumas yang ada di bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.
4. Jika
pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum penjepit yang sudah
terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai dengan bentuk pengerjaan, dan
yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan kuat
5. Memilih
elemen perangkat pengerjaan (attachment)
yang akan dipakai.
6. Kemudian
pasang alat potong pada pemegangnya, kemudian lakukan setting dengan benda
kerjanya.
7. Melakukan
proses pemotongan, dengan mengatur putaran spindel (rpm), pemakanan (feed), serta kedalaman pemakanan (depth of cut).
8. Untuk
menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu memeriksa/memberi
pelumas pada elemen mesin yang bergerak.
9. Jika
sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran ,kemudian lumasi
bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh
oksidasi
BAB III
METODE PEMASALAHAN
Dalam
istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
“perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk
mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan
untuk memperbaiki kerusakan. Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan
pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan
yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan
yang tidak direncanakan (Unplanned
Maintenance).
3. Secara
skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
Bentuk-bentuk
Perawatan
1.
Perawatan Preventif (Preventive
Maintenance)
Adalah
pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau
cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).Ruang lingkup
pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah
pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.Dalam
perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih
baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana
pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan
bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4.Perawatan Prediktif
Perawatan
prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan
prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang
canggih.
5. Perawatan setelah
terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan
perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya.
6. Perawatan Darurat
(Emergency Maintenance)
Adalah
pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga.Disamping jenis-jenis perawatan yang telah
disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa
dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
1. Perawatan
dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance.
2. Penggantian
yang direncanakan (Planned Replacement)
Istilah-istilah
yang umum dalam perawatan:
1. Availability:
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan.
2. Downtime:
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility
Register Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance
management: Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.
6. Maintenance
Schedule: Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan
kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance
planning: Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa
yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau
bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test:
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User:
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner:
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor:
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik
dan bangunan-bangunan.
13. Trip:
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
14. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
15. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
Strategi Perawatan
Pemilihan
program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik.
Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang
akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya,
keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
Dalam
menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan diantaranya:
ü Tenaga
kerja yang terampil
ü Ahli
teknik yang berpengalaman
ü Instrumentasi
yang cukup mendukung
ü Kerja
sama yang baik diantara bagian perawatan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:
ü Umur
peralatan/mesin produksi
ü Tingkat
kapasitas pemakaian mesin
ü Kesiapan
suku cadang
ü Kemampuan
bagian perawatan untuk bekerja cepat
ü Situasi
pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
Adapun langkah-langkah permasalah Perawatan
Pada Bagian – Bagian Mesin freis sebagai berikut :
Inpeksi semua
komponen mesin
1. Membersihkan
semua bagian mesin.
2. Melumasi
bagian mesin yang bergerak.
3. Mengecek
kelistrikan.
4. Mengecek
baut-baut mesin.
5. Mengecek
pompa dan selang coolant.
6. Perbaikan
Pada Kerusakan Kecil
7. Mengencangkan
baut-baut yang kendor.
8. Mengganti
dan Menambahi coolant.
9. Memeriksa
saluran coolant.
10. Perbaikan
Pada Kerusakan Menengah
11. Memeriksa
motor mesin.
12. Mengganti
kompen yang sudag rusak
13. Memeriksa
sabuk
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
4.1 Data inpeksi Mesin Freis
Data
inpeksi mesin fries di laboratorium teknologi mekanik, Jurusan teknik mesin
pada tanggal 10
junii 2014
No Urutan Mesin 482-0001
SCHAUBLIN
SA Type
13
BEVILARD
SUISSE BL 318811
MADE
IN SWITZERLAND V 380
4.2 Data hasil inpeksi.
1. Mesin dalam keadaan hidup dapat
di opersikan
2. Selang air nozle harus di gantikan
3. sell pada pompa air coolen bocor
harus di gantikan
4. air coolen harus di gantikan,
karena sudah sangat kotor dan telah banyak tercampur oil
5. Tcubing nozel harus di perbaikin
karena kebocoran oil, maka
dapat menyebab kan slip yang tidak diinginkan
dan menyebabkan kotornya tempat kedudukan dan komponen mesin
6. suara mesin masih lembut tidak
terlalu bising
7. Saringan harus di bersih kan
karena sangat kotor
4.3
Gambar
hasil inpeksi
a.
Sell pompa bocor
b. Tcubing
nozel bocor
c. Saringan air coolen kotor
d.
Air coolen kotor
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil inpeksi lapangan mesin
dapat di operasikan karena kompenen mesin masih dapaat di pergunakan, ada hal
yang terjadi pada inpeksi tersebut antara lain tcubing bocor harus di ganti,
karena bisa meyebabkan slip pada sabuk yang berlebihan, kotor pada kompenen-komponen,
lingkungan kerja menjadi kotor dan dapat
membahayakan keselamatan lingkungan.
Sedangkan sistem perawatan mesin
freis tidak pernah di lakukan secara rutin dan tidak sama sekali di lakukan
berdasarkan metode-metode perawatan di terapkan dalam sistem perawatan, baik
perawatan yang direncanakan (panned
Maintenance) atau pun perawatan yang tidak di rencanakan (Unplanned Maintenance)
5.2
Saran
1. Komponen
yang rusak harus di ganti biasa mengakibat kan fatal terhadap mesin yang sedang
di operasi kan
2. Mesin
harus di bersih kan setelah mesin selesai di gunakan
3. Seorang
yang menggunakan mesin fries harus memperhatikan k3
4. Setiap
perkerjaan yang di lakukan harus memperhatikan panduan yang berlaku.
5. Lakukan
perawatan secara rutin.
No comments:
Post a Comment