Friday, 18 March 2016

INSPEKSI MESIN FRAIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang masalah
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi  yang ada dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan  sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a.       Perawatan peralatan dan perlengkapan
b.      Penggantian dan distribusi dari utilitas
c.       Inspeksi dan pelumasan


1.1.1        Perawatan peralatan dan perlengkapan
Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin dan perlengkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik.
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk  berita acara kerusakan).
1.1.2        Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.
1.1.3        Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.



Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:
1.      Penyimpanan persediaan bahan dan alat
2.      Penyimpanan barang yang tidak terpakai
3.      Perlindungan dari bahaya kebakaran
4.      Pengurangan suara dan polusi
5.      Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
6.      Pelayanan perawatan

1.2  Tujuan pemasalahan
1.      Dapat Menjelaskan pengertian perawatan
2.      Dapat Mengetahui prinsip kerja dari mesin freis
3.      Dapat Mengetahui cara inspeksi dan perawatan pada mesin freis
4.      Menjamin ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi darurat.
5.      Menjamin keselamatan semua orang yang berada dan menggunakkan sarana tersebut.









BAB II
TEORI DASAR

2.1 Teori Dasar Mesin Freis
Mesin freis adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau freis (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Dilihat dari kerjanya, mesin freis termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar dan dengan demikian, freis sebagai alat pemotong bekerja berputar dan dipasang pada arbor mesin, yang didukung dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin.
2.2Jenis-jenis Mesin Freis
2.2.1 Mesin freis meja
Mesin freis meja termasuk mesin freis produksi, yang dapat mengerjakan bentuk-bentuk pekerjaan freis dengan jumlah hasil yang sama banyak dalam waktu yang singkat.
2.2.2   Mesin freis tegak
Pada mesin freis tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar maka, kedudukan dari spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja mesin.
2.2.3 Mesin freis lutut dan tiang
Mesin freis lutut dan tiang disamping dipergunakan pada bengkel-bengkel perusahaan juga banyak dipergunakan pada tempat latihan atau sekolah-sekolah kejuruan dimana terdapat pelajaran praktek mesin. Bagian utama mesin ini ialah: tiang, dan pada tiang ini dipasang lutut yang dapat bergerak naik dan turun.Sadel sebagai pasangannya dapat bergerak melintang kearah tiang dan mundur diatas lutut itu. Diatas sadel tedapat meja yang dapat bergerak membujur secara otomatis atau secara manual.
2.2.4 Mesin freis universal
Pada mesin freis universal, meja dari mesin ini pada prinsipnya sama seperti pada mesin freis datar, hanya saja meja mesin freis universal dapat diputar mendatar, dapat membuat sudut  ± 45º kearah tiang mesin.
2.2.5 Mesin freis produksi
Mesin freis jenis ini biasanya digunakan oleh pabrik-pabrik besar, karena digunakan untuk menghasilkan barang secara cepat.
2.2.6   Mesin freis penyerut
Mesin freis ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan mesin gerinda, karena digunakan untuk mengurangi ukuran benda kerja secara cepat.
2.2.7   Mesin freis korter
Mesin freis jenis ini digunakan untuk pengerjaan benda kerja yang membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi.
2.3 Bagian-Bagian Mesin Freis
Berikut ini merupakan bagian-bagian dari mesin freis sesuai dengan gambar dibawah ini :




Gambar 2.1 Bagian mesin freis
Keterangan gambar :
a.       Lengan, digunakan untuk kedudukan penyokong arbor.
b.      Penyokong arbor, digunakan sebagai tempat pahat freis (cuter).
c.       Tuas, digunakan untuk menggerakkan meja secara otomatis.
d.      Nok pembatas, digunakan untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja.
e.       Meja mesin, digunakan tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
f.       Engkol, digunakan untuk menggerakkan meja dalam arah memanjang.
g.      Tuas, digunakan untuk mengunci meja.
h.      Baut penyetel, digunakan untuk menghilangkan getaran meja.
i.        Engkol, digunakan untuk menggerakkan lutut dalam arah melintang.
j.        Engkol, digunakan untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.
k.      Tuas, digunakan untukmengunci meja.
l.        Tabung pendukung dengan batang ulir, digunakan untuk mengatur tingginya meja.
m.    Lutut, digunakan untuk kedudukan alas meja.
n.      Tuas, digunakan untuk mengunci sadel.
o.      Alas meja, digunakan sebagai tempat kedudukan untuk meja.
p.      Tuas, digunakan untuk merubah kecepatan motor.
q.      Engkol meja.
r.        Tuas, digunakan untuk menentukan besarnya putaran spindel dan pisau freis.
s.       Tuas, digunakan untuk mengatur angka-angka kecepatan spindel dan pisau freis.
t.        Tiang, digunakan untuk mengantar turun naiknya meja.
u.      Spindel, digunakan untuk memutarkan arbor dan pisau freis.
v.      Tuas, digunakan untuk menjalankan spindel.
2.4  Ukuran Mesin Freis
Ketentuan dasar dari mesin freis adalah ukuran, kekuatan motor, macam dan bentuknya. Ukuran mesin freis ditentukan oleh kapasitas panjang langkah mejanya pada arah mendatar, melintang dan tinggi pergerakan lutut secara maksimum. Mesin freisdengan bentuk lutut terbagi dalam 6 ukuran standard panjang langkah mendatar mejanya, yaitu:
a.       Nomor 1 panjang meja 550 mm.
b.      Nomor 2 panjang meja 700 mm.
c.       Nomor 3 panjang meja 850 mm.
d.      Nomor 4 panjang meja 1050 mm.
e.       Nomor 5 panjang meja 1250 mm.
f.       Nomor 6 panjang meja 1500 mm.
Ukuran ini biasanya digabungkan dengan ukuran daya motornya, misalnya untuk nomor 3 dengan 3 DK.
2.5  Prinsip Kerja Mesin Freis
Dilihat dari kerjanya, mesin freis termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar dan dengan demikian, freis sebagai alat pemotong bekerja berputar dan dipasang pada arbor mesin, yang didukung dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin.
Untuk mengadakan penyayatan, benda kerja dipasang pada meja kemudian meja ini dinaikkan sehingga benda kerja itu termakan oleh pisau yang sedang berputar, kemudian meja digerakkan sesuai dengan kebutuhannya untuk memberi penyayatan yang terus-menerus.
Pada dasarnya gerakan dari meja mesin freis itu dapat dilakukan dalam dua arah, yaitu gerakan datar (membujur dan melitang) dan gerakan tegak (naik dan turun), juga gerakan dari meja ini dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.



2.6  Dasar Pengerjaan Freis
Pada pengerjaan mesin freis beram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisaufreis, sisi potongnya membentuk sebuah lingkaran, pisau freis merupakan pahat potong yang berganda. Agar supaya pisau freis dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut, untuk mendapatkan beram benda kerja bergerak lurus, gerakan utama dan gerak pemotongan dijalankan oleh mesin, selama pengerjaan setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan, oleh sebab itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan pada sisi potongnya akan memotong dengan konstan.
Pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat paralel dengan permukaan benda kerja yang dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai sisi potong pada kelilingnya. Pada pengerjaan yang kedua sumbu pahat tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Pisau freis bukan hanya memotong dengan gigi-gigi pada sekelilingnya saja tetapi juga dengan bagian muka pisau freis, beram akan terpotong sama tebalnya.
2.7  Perlengkapan Mesin Freis
Perlengkapan mesin freis pada garis besarnya dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu perlengkapan yang kedudukannya pada paksi mesin, misalnya poros freis kolet, dan alat-alat lain yang digunakan untuk pemasangan pisau freis. Perlengkapan kedua ialah perlengkapan yang fungsinya sebagai alat penjepit misalnya catok, pelat-pelat penjepit, penahan benda kerja dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk kedalam perlengkapan ketiga adalah kepala pembagi, kepala lepas, dan perlengkapan tegak (vertical milling attachment). Berikut ini merupakan penjelasan dari beberapa perlengkapan mesin freis, diantaranya:


2.7.1  Arbor (poros freis)
Arbor adalah tempat memasang atau memegang pisau freis pada setiap mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahatfreis.
Arbor atau poros freis merupakan perlengkapan mesin freis yang gunanya sebagai tempat kedudukan pisau freis dan ditempatkan pada sumbu utama mesin. Alat ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang badannya beralur spi (pasak), bagian ujungnya berbentuk tirus (tirus brown and sharp) dan ujung yang lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan) yang dinamakan collar.
2.7.2  Cutter (pisau freis)
Alat penyayat yang dipakai waktu mengefreis ialah pisau freis. Umumnya bentuk pisau ini bulat, panjang dan disekelilingnya bergerigi. Bentuk pisau freis adalah bermacam-macam sesuai dengan fungsinya, dan pada umumnya terbuat dari baja kecepatan tinggi. Berikut ini merupakan beberapa macam pisau freis, diantaranya:
1.        Pisau perata, pisau ini mempunyai jumlah gigi sedikit dengan sudut heliks kiri atau kanan dan dapat menyayat dengan sayatan yang tebal. Oleh karenanya pisau ini dapat digunakan untuk pengerjaan permulaan.
2.        Pisau samping, pada bagian sisi pisau ini memiliki gigi yang bentuknya tirus, pisau ini digunakan untuk membuat alur spi atau alur-alur lainnya.
3.        Pisau muka (face milling cutter), bagian sisi dan sekeliling permukaannya bergigi, pisau ini biasanya terbuat dari dua macam bahan: badannya terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada giginya.
4.        Pisau roda gigi (spur gear cutter), pisau ini digunakan untuk mengefreis gigi-gigi. Bentuknya bermacam-macam, misalnya pisau untuk roda gigi lurus, pisau untuk roda gigi payung, pisau untuk roda gigi cacing dan lain-lain.
5.        Pisau ujung (end mill cutter), pisau ujung mempunyai gigi disekeliling badannya dan juga pada ujungnya. Pisau ini ada yang bertangkai (lurus atau tirus) dan ada pula yang tidak.
6.        Pisau bentuk (form milling cutter), bentuk pisau bentuk adalah bermacam-macam dan digunakan untuk membentuk permukaan menjadi beralur cekung, beralur cembung, dan lain-lain.
7.        Pisau alur T (T slot milling cutter), pisau yang bertangkai tirus ini digunakan untuk membuat alur yang berbentuk T seperti alur yang terdapat pada meja mesin bor atau meja mesin serut.
8.        Pisau sudut (anggular milling cutter), bentuk permukaan gigi pisau ini bersudut dan terdiri atas pisau besudut tunggal dan bersudut kembar. Guna pisau ini adalah untuk mengefreis permukaan sehingga membentuk bermacam-macam sudut.
9.        Pisau belah (slitting saw), pisau ini berfungsi untuk membuat alur kecil dan untuk membelah.
2.7.3  Ragum penjepit
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk benda kerja berbeda-beda, maka disediakan juga bermacam-macam ragum sebagai berikut.
1.      Ragum datar
Ragum ini digunakan untuk pekerjaan ringan.
2.      Ragum pelat
Ragum pelat digunakan untuk pekerjaan berat pada mesin-mesin yang besar.
3.      Ragum busur
Pada alas ragum busur ini terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horizontal sebesar sudut tertentu.
4.      Ragum universal
Pada ragum ini sudut rahangnya dapat disetel dalam arah horizontal dan vertical sebesar sudut tertentu.
2.7.4  Kolet
Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus. Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama. Penempatannya pada paksi mesin ada yang diikat dengan baut, tetapi ada juga tidak.

2.7.5  Kepala lepas
Alat ini sama seperti kepala lepas pada mesin bubut, berfungsi sebagai penahan benda kerja yang akan difreis bila benda tersebut dipasang diantara kedua senter atau salah satu ujungnya dijepit pada cekam. Kepala lepas dipasang diatas meja mesin dengan kedudukan segaris dengan kepala pembagi.
2.7.6 Kepala pembagi
Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang dalam spindle kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas.
Untuk membuat roda gigi, segi banyak beraturan. Alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 40 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda kerja memerlukan engkoldiputar 40 kali. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yaitu pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian sudut, dan pembagian diferensial.
2.7.7 Meja putar
Untuk mesin freis tegak atau vertical digunakan maja putar sebagai kepala pembaginya, dalam alat ini dibuat alur T untuk menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan baut jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan diatas meja penambat mesin freis dengan bantuan baut penjepit.
2.8  Elemen Dasar Proses Pemesinan
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram sebelum terpotong. Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Pekerjaan seperti ini akan ditemui dalam setiap perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses pemesinan yaitu sebagai berikut :
1. Kecepatan potong (cutting speed)      ; v (m/min)
2. Kecepatan makan (feeding speed)      ; v (mm/min)
3. Kedalaman potong (depth of cut)      ; a (mm)
4. Waktu pemotongan (cutting time)      ; tc (min)
5. Kecepatan penghasilan geram             ; Z (cm3/min)

Elemen dasar pada proses pengerjaan freis adalah sebagai berikut :
1.              Kecepatan potong
2.              Gerak makan
3.              Waktu pemotongan
4.               Kecepatan penghasilan geram 
      Keterangan :                                  w  = Lebar pemotongan
                                                           lw = Panjang pemotongan
                                                           a   = Kedalaman potong
                                                           d   = Diameter luar
                                                           z   = Jumlah gigi
                                                           n   = Putaran poros utama
                                                           vf  = Kecepatan makan
2.9 Toleransi
Toleransi adalah dua batas ukur yang diizikan pada suatu komponen atau benda kerja lainnya. Dimana komponen atau benda kerja tersebut tidak pas atau sesuai dengan yang kita inginkan. Toleransi terbagi dua, yaitu toleransi atas dengan tanda plus (+) dan toleransi bawah dengan tanda minus (-).
Contoh :
      15,00± 0,02
            Maksudnya yaitu ukuran yang diminta adalah 15mm. Tetapi jika ukurannya 15,02 mm atau 14,98mm diperbolehkan dan tidak boleh dari 15,02 mm dan kurang dari 14,98mm.
Tabel 2.1 Variasi Yang Didizinkan Untuk Ukuran Linier
Ukuran nomina
(mm)
0,5
s/d 3
Diatas 3
s/d 6
Diatas
6
s/d 30
Diatas 30
s/d 120
Diatas 120
s/d 315
Diatas 315
s/d 1000
Diatas 1000
s/d 2000

Variasi yang di izinkan
Seri teliti
± 0,05
± 0,05
± 0,1
± 0,15
± 0,2
± 0,3 
± 0,5
Seri sedang
± 0,1
± 0,1
± 0,2
± 0.3
± 0,5
± 0,8
± 1,2
Seri kasar
± 0,2
± 0,5
± 0,8
± 1,2
± 2
± 3
Pada pekerjaan Milling  menggunakan toleransi geometri, Toleransi linier dan toleransi sudut.
Untuk meletakan lambang pada gambar diperlukan spesifikasi konfigurasi permukaan benda kerja yang setiap posisi mempunyai kegunaan atau keterangan seperti pada gambar dibawah ini
a.       Nilai kekasaran Ra dalam Micrometer
b.      Cara produksi, pengerjaan, atau pelapisan
c.       Panjang contoh
d.      Arah pengerjaan
e.       Kelonggaran mesin
f.       Nilai kekasaran lain
a. Toleransi bagian-bagian.
Oleh karena ketidak telitian pada proses pembuatan yang tidak dapat dihindari, suatu alat tidak dapat dibuat setepat ukuran yang diminta. Agar supaya persyaratannya dapat dipenuhi,ukuran yang sebenarnya diukur pada benda kerja boleh terletak antara dua batas ukuran yang diizinkan. Perbedaan dua batas ukuran disebut toleransi.
b. Standar Toleransi Internasional IT
Toleransi yaitu perbedaan penyimpangan atas dan bawah,harus dipilih secara seksama, agar sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Kemudian macam-macam nilai nomerik dari toleransinya untuk tiap pemakaian dapat dipilih oleh siperencana. Untuk menghindari keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R286 (ISO System of Limits and Fits-Sistem ISO untuk limits dan suaian). Toleransi standar ini disebut toleransi internasional atau IT.


c. Kwalitas toleransi.
Dalam sistim standar limits dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar disebut kwalitas toleransi. Telah ditentukan 18 kwalitas toleransi, yang disebut toleransi standar yaitu IT 01, IT 0, IT 1, sampai dengan IT 16.
Langkah kerja penggunaan mesin ini adalah sebagai berikut :
1.      Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua indikator berfungsi baik.
2.      Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada tempatnya dan berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-masing keperluan, misal perangkat/perlengkapan (attachment) pengeboran, perangkat pengaluran, perangkat pembuat roda gigi, perangkat pembuat bidang datar dan komplek.
3.      Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit, agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas yang ada di bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.
4.      Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum penjepit yang sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai dengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan baik dan kuat
5.      Memilih elemen perangkat pengerjaan (attachment) yang akan dipakai.
6.      Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya, kemudian lakukan setting dengan benda kerjanya.
7.      Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur putaran spindel (rpm), pemakanan (feed), serta kedalaman pemakanan (depth of cut).


8.      Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang bergerak.
9.      Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran ,kemudian lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang diakibatkan oleh oksidasi

















BAB III
METODE PEMASALAHAN

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan. Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1.      Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2.      Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
3.      Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4.Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
1.      Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance.
2.      Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
1.      Availability: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
2.      Downtime: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3.      Check: Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4.      Facility Register Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5.      Maintenance management: Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6.      Maintenance Schedule: Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7.      Maintenance planning: Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8.      Overhaul: Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9.      Test: Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10.  User: Pemakai peralatan/fasilitas.
11.  Owner: Pemilik peralatan/fasilitas.
12.  Vendor: Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13.  Trip: Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
14.  Shut-in: Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
15.  Shut-down: Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

Strategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan diantaranya:
ü  Tenaga kerja yang terampil
ü  Ahli teknik yang berpengalaman
ü  Instrumentasi yang cukup mendukung
ü  Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:
ü  Umur peralatan/mesin produksi
ü  Tingkat kapasitas pemakaian mesin
ü  Kesiapan suku cadang
ü  Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat
ü  Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
            Adapun langkah-langkah permasalah Perawatan Pada Bagian – Bagian Mesin freis sebagai berikut :
Inpeksi semua komponen mesin
1.      Membersihkan semua bagian mesin.
2.      Melumasi bagian mesin yang bergerak.
3.      Mengecek kelistrikan.
4.      Mengecek baut-baut mesin.
5.      Mengecek pompa dan selang coolant.
6.      Perbaikan Pada Kerusakan Kecil
7.      Mengencangkan baut-baut yang kendor.
8.      Mengganti dan Menambahi coolant.
9.      Memeriksa saluran coolant.
10.  Perbaikan Pada Kerusakan Menengah
11.  Memeriksa motor mesin.
12.  Mengganti kompen yang sudag rusak
13.  Memeriksa sabuk
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA

4.1 Data inpeksi Mesin Freis
Data inpeksi mesin fries di laboratorium teknologi mekanik, Jurusan teknik mesin pada tanggal 10 junii 2014
No Urutan Mesin 482-0001
SCHAUBLIN SA                              Type    13
BEVILARD SUISSE                                    BL       318811           
MADE IN SWITZERLAND             V         380

4.2 Data hasil inpeksi.
1. Mesin dalam keadaan hidup dapat di opersikan
2. Selang air nozle harus di gantikan
3. sell pada pompa air coolen bocor harus di gantikan
4. air coolen harus di gantikan, karena sudah sangat kotor dan telah banyak tercampur oil
5. Tcubing nozel harus di perbaikin karena kebocoran oil, maka dapat menyebab kan slip yang tidak diinginkan dan menyebabkan kotornya tempat kedudukan dan komponen mesin
6. suara mesin masih lembut tidak terlalu bising
7. Saringan harus di bersih kan karena sangat kotor
4.3    Gambar hasil inpeksi

a.       Sell pompa bocor








b.      Tcubing nozel bocor
 











c.       Saringan air coolen kotor

d.      Air coolen kotor











BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil inpeksi lapangan mesin dapat di operasikan karena kompenen mesin masih dapaat di pergunakan, ada hal yang terjadi pada inpeksi tersebut antara lain tcubing bocor harus di ganti, karena bisa meyebabkan slip pada sabuk yang berlebihan, kotor pada kompenen-komponen, lingkungan kerja menjadi  kotor dan dapat membahayakan keselamatan lingkungan.
            Sedangkan sistem perawatan mesin freis tidak pernah di lakukan secara rutin dan tidak sama sekali di lakukan berdasarkan metode-metode perawatan di terapkan dalam sistem perawatan, baik perawatan yang direncanakan (panned Maintenance) atau pun perawatan yang tidak di rencanakan (Unplanned Maintenance)
           
5.2    Saran
1.      Komponen yang rusak harus di ganti biasa mengakibat kan fatal terhadap mesin yang sedang di operasi kan
2.      Mesin harus di bersih kan setelah mesin selesai di gunakan
3.      Seorang yang menggunakan mesin fries harus memperhatikan k3
4.      Setiap perkerjaan yang di lakukan harus memperhatikan panduan yang berlaku.
5.      Lakukan perawatan secara rutin.




No comments:

Post a Comment