Friday, 11 March 2016

MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kemiri merupakan salah satu rempah-rempah yang menjadi bahan dalam proses industri makanan dan kosmetik. Sebelumnya proses pemecahan kulit kemiri dilakukan secara manual. Untuk itu dibutuhkan mesin pemecah kemiri untuk mempermudah dan mempercepat proses tersebut agar dapat meningkatkan efisiensi kerja dengan harapan mesin dapat mencapai efisiensi tinggi berupa hasil buah yang sempurna dan terpisah dengan baik dari kulitnya.
            Cara memecah kemiri berawal dari cara manual yang kemudian diaplikasikan menjadi suatu mesin dengan gerakan yang hamper sama secara konstan dan kontinu. Ada berbagai macam metode yang dipakai untuk memecahkan kemiri dengan kapasitas yang besar tetapi dengan hasil yang baik.

1.2  Data Perencanaan Perancangan
Pada tugas akhir ini perencanaan meliputi:
Ø  Kapasitas mesin 20 kg/ jam
Ø  Perencanaan sistem pemecah

1.3  Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dibuat tugas akhir ini:
Ø  Sebagai syarat untuk menyelesaikan masa perkuliahan Program Studi Diploma-IV Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Politeknik Negeri Lhokseumawe
Ø  Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan yang digunakan dalam perencanaan alat pemecah kemiri
Ø  Mengetahui proses kerja dari alat pemecah kemiri
Ø  Sebagai media untuk mengenal atau memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam melaksanakan berbagai jenis pekerjaan yang ada dilapangan
1.4  Metodelogi Perancangan

Studi literatur
 
Pengujian sebelum perencanaan
 
A
 
Perencanaan proses pembuatan alat
 
Analisa hasil pengujian
 
Kesimpulan
 
 















Gambar 1.1 Diagram Metodelogi Perancangan




1.5  Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dilakukan sebagai berikut”
Ø  Bab I berisi tentang latar belakang, perencanaan dan tujuan pembuatan mesin pemecah kemiri
Ø  Bab II  berisi tentang landasan teori proses pemecah kemiri dan pemilihan mekanisme sebelum pemecahan
Ø  Bab III berisi tentang perencanaan mesin pemecah kemiri beserta elemen-elemen mesin



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Adapun berbagai macam sistem pemecah kemiri sebagai berikut:
2.1.1  Pemecah dengan Dipukul
            Memecah kemiri dengan dipukul adalah cara yang paling mendekati dengan cara manual yang biasanya dilakukan yaitu dengan memukul kemiri secara langsung dengan suatu gerakan baik rotasi maupun translasi. Memecah dengan gerakan rotasi dimana terdapat rol pemukul yang bergerak rotasi merupakan suatu mekanisme yang lebih baik dari pada menggunakan manual ditinjau dari segi efisiensi waktu, kapasitas dan faktor kerja. Sama seperti mekanisme pemecah biji-bijian lainnya, mekanisme pemecah ini yaitu berupa sebuah rol pemecah dengan pasangannya dimana setiap rol pemecah dan pasangannya mempunyai beberapa gigi. Untuk menghasilkan energy kinetic maka rol harus berputar dengan kecepatan tertentu sehingga energy biji kemiri baru dapat pecah. Kelebihan dari sistem ini adalah karena dapat didesain dengan dimensi yang kompak dibandingkan dengan sistem yang lain meskipun mempunyai kapasitas yang sama. Syarat biji kemiri sebelum masuk kedalam sistem pemecah ini adalah harus dikeringkan terlebih dahulu atau didinginkan sampai temperature + -4 0c agar membantu didalam proses lepasnya kulit kemiri dengan buahnya setelah dipecahkan. Kekurangan dari mekanisme ini adalah kemiri harus dipilah terlebih dahulu dengan ukuran yang sama besar, karena adanya penyetelan celah antara rol pemukul dengan pasangannya.

2.1.2 Pemecah dengan Dijatuhkan
          Pemecah dengan dijatuhkan adalah merupakan salah satu mekanisme lain didalam pemecah biji kemiri. Cara ini juga mengatasi rendahnya kapasitas suatu proses produksi. Mekanisme ini berupa suatu bucket elevator yang membawa kemiri dengan jumlah tertentu sampai dengan ketinggian tertentu kemudian dijatuhkan tanpa ada gaya awal (hanya gaya gravitasi) hingga kemiri jatuh ke suatu alas yang keras. Pecahnya kulit kemiri karena ada energy potensial yang dihasilkan karena kemiri jatuh dari ketinggian tertentu. Syarat awal dari mekanisme ini adalah kemiri harus didinginkan terlebih dahulu sampai + -4 0C. kekurangan dari mekanisme ini adalah mempunyai dimensi yang paling besar diantara mekanisme yang lain meskipun mempunyai kapasitas yang sama. Sedangkan kelebihannya adalah karena kemiri tidak harus dipilah berdasarkan ukurannya.

2.1.3 Pemecah dengan Dilempar
          Mekanisme ini adalah untuk mengatasi besarnya dimensi mesin pemecah dengan mekanisme dijatuhkan yaitu dengan pemberian gaya awal pada kemiri sehingga kemiri menubruk suatu dinding hingga pecah. Pemberian gaya awal pada kemiri adalah member kecepatan awal dengan cara melontarkannya, sehingga kekurangan dari mekanisme ini adalah kapasitas yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan mekanisme yang lain karena adanya peletakan kemiri yang terbatas pada sayap pelempar agar mendapatkan hasil yang maksimal dan dimensi yang lebih kompak dibandingkan dengan mekanisme dijatuhkan. Syarat kemiri sebelum dipecahkan adalah kemiri harus didinginkan terlebih dahulu sampai + -4 0C sampai dengan -6 0C.

2.1.4 Pemecah Dengan Dirol
          Memecah dengan cara ini sama dengan cara menekan . kemiri dimasukkan kedalam celah rol dengan lebar tertentu dengan kecepatan putar tertentu sehingga menghasilkan gaya tekan ke kulit kemiri. Pecahnya kulit kemiri disebabkan karena besar gaya tekan yang lebih besar daripada kekerasan permukaan kemiri.

2.2 Tahap-Tahap Dalam Perancangan
          Hasil pertama dari sebuah rancangan mesin tidaklah pernah sempurna. Langkah demi langkah harus dijalani sebelum hasil yang ideal tercapai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan lanjut sebuah rancangan mesin mencapai taraf tertentu adalah hambatan yang timbul, cara mengatasi efek samping yang tak terduga, kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakaian dan kemampuan untuk mengatasi saringan, hal mana akan memperlancar pengembangan itu sendiri.
          Dalam mendesain tidak mungkin mengingat semua pokok-pokok utama secara serentak. Secara bertahap mengumpulkan pokok-pokok utama dan pengalaman-pengalaman. Menurut G. Neiman ada beberapa tahapan dalam perancangan, yaitu:
1. Mula pertama, tugas desain yang bagaimanakah harus dipenuhi? Factor-faktor utama apa yang sangat menentukan untuk konstruksi? Bahan-bahan, jumlah produk, cara produksi, bahan setengah jadi manakah yang patut dipertimbangkan.
2. Menentukan ukuran-ukuran dengan perhitungan kasar.
3. Menentukan altematif-altematif dengan sketsa tangan.
4. Memilih bahan. Bahan-bahan umumnya yang mudah didapat dipasaran seperti baja karbon diprioritaskan pemakaiannya
5. Bagaimana memproduksi. Konstruksi dan cara pembuatan elemen-elemen tergantung dari jumlah produk yang akan dihasilkan.
6. Mengamati desain secara teliti. Setelah menyelesaikan desain berskala, konstruksi diuji berdasarkan pokok-pokok utama yang menentukan dengan cara yang teliti. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a.       Perubahan sebuah pokok utama dapat mengubah disain secara menyeluruh.
b.      Mengubah konstruksi sebuah disain sebelum diproduksi adalah jauh lebih menghemat waktu bila dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dilakukan waktu atau setelah produksi berjalan.
c.       Hasil konstruksi yang matang biasanya dicapai setelah dilakukan bermacam-macam disain dan perbaikan-perbaikan.
d.      Konstruksi yang terbaik merupakan hasil kompromi dari berbagai ragam tuntutan para pemakai.
7. Merencanakan sebuah elemen; gambar kerja bengkel (workshop blue print). Pokok-pokok utama yang harus diperhatikan dalam meneliti gambar kerja adalah sebagai berikut:
a.       Ukuran: apakah elemen tersebut lengkap dan jelas ukurannya? Apakah ukuran-ukuran tersebut sudah termasuk bagian yang terpotong dalam proses pembuatan?
b.      Toleransi dan symbol pengerjaan
c.       Nama bahan dan jumlah produk
d.      Apakah disain ini mengikuti standard an norma yang berlaku?
e.       Keterangan mengenai metode-metode khusus pengerasan (hardening), celup dingin (quenching), pelapisan permukaan, semprot pasir (sand blastin) dan sebagainya yang akan dialami elemen-elemen tersebut.
8. Gambar lengkap dan daftar elemen. Setelah semua ukuran-ukuran elemen dilengkapi, baru dibuat gambar lengkap dengan daftar elemen-elemen.

2.3 bagian Utama Mesin
          Rancangan mesin pemecah kemiri yang dimaksudkan adalah rancangan bagian utama mesin, rancangan bentuk dan dimensi yang ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya kemudahan dalam pengoperasian, bahan teknik yang tersedia dan kekuatan bahan yang digunakan.
          Bagian utama mesin adalah bagian yang sangat penting dalam mendukung fungsi mesin. Hal ini dapat dirinci sebagai berikut:
1. Kerangka Mesin
Kerangka mesin tersebut dari besi siku, kerangka mesin berfungsi sebagai tempat dudukan mesin dan bagian lain yang diatasnya. Jika kerangka sebuah mesin tidak kuat kemungkinan besar akan mempengaruhi kinerja mesin, maka dalam perancangan mesin pemecah kemiri ini kerangka mesin yang dipakai terbuat dari besi siku 30x30, dengan ketebalan 2mm.




Gambar 2.1 Rangka mesin
2.      Corong Masuk
Corong masuk digunakan sebagai tempat masukan bahan baku. Berfungsi sebagai pengarah bahan baku agar tepat jatuh pada rumah screw press.  Dalam memasukkan buah kemiri kedalam corong masuk sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk menghindari penumpukan bahan baku pada saluran pemasukkan yang dapat mengganggu kinerja mesin. Corong masuk tersebut dari besi plat dengan ketebalan 2mm yang terletak pada bagian puncak mesin.






Gambar 2.2 Corong Masuk

3.      Poros Dan Ruang Rol Pemecah Kemiri
Untuk menggerakkan dan mentransmisikan daya biasanya digunakan poros. Dalam merencanakan poros ada beberapa criteria yang harus dimiliki poros diantaranya poros harus tahan puntiran, lenturan dan lendutan. Screw Press digunakan untuk mengepres buah kemiri agar kemiri lepas dari kulitnya.








Gambar 2.3 Poros dan Rol Pemecah Kemiri

4.      Corong Keluar
Setelah buah kemiri dipres maka kemiri akan keluar melalui corong pengeluaran. Corong pengeluaran terbuat dari plat aluminium dengan ketebalan 2mm.

2.4 Perencanaan Poros
            Poros adalah salah satu elemen mesin terpenting. Penggunaan poros antara lain adalah merupakan tenaga poros penggerak, poros penghubung dan sebagainya. Difinisi poros adalah sesuai dengan penggunaan dan tujuan penggunaannya. Dibawah ini terdapat beberapa definisi dari poros:
Ø  Shaft, adalah poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke mekanisme lainnya.
Ø  Axle, adalah poros yang tetap tapi mekanismenya yang berputar pada poros tersebut. Juga berfungsi sebagai pendukung.
Ø  Spindle, adalah poros pendek terdapat pada mesin perkakas dan mampu/ sangat aman terhadap momen bending.
Ø  Line shaft (disebut juga “power transmission shaft”) adalah suatu poros yang langsung berhubungan dengan mekanisme yang bergerak dan berfungsi memindahkan daya motor penggerak ke mekanisme tersebut.
Ø  Flexible shaft, adalah poros yang berfungsi memindahkan daya dari dua mekanisme dimana perputaran poros membentuk sudut dengan poros lainnya. Daya yang dipindahkan relative kecil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaann poros antara lain:
1.      Kekuatan poros, suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau bending ataupun kombinasi antara keduanya. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros memiliki alur pasak.
2.      Kekakuan poros, meskipun poros memiliki kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian atau getaran dan suara. Oleh karena itu selain kekuatan, kekakuan poros harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3.      Putaran Kritis, adalah bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada putaran tertentu akan terjadi getaran yang besar. Sebaiknya direncanakan putaran kerjanya lebuh rendah dari putaran kritis.
4.      Korosi, bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
5.      Bahan poros, poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja yang ditarik dingin dan difiris. Poros yang dipakai untuk putaran tinggi dan beban berat umumnya terbuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan terhadap keausan.

2.4.1 Macam- Macam Poros
            Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut”
1.      Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban punter murni atau lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi, puli sabuk atau sprocket, rantai dan lain-lain.
2.      Poros Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3.      Poros Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban punter juga.

2.4.2 bahan Poros
            Poros untuk umumnya biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C)  yang dihasilkan dari ingot yang di “kill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor; kadar karbon terjamin) (JIS G3123). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar. Untuk mengetahui jenis baja karbon yang sering dipakai untuk poros dapat dilihat pada table 2.1















Sumber: (sularso; Elemen Mesin; hal:330)

            Didalam perancangan mesin pemecah kemiri ini bahan poros yang dipakai adalah dengan menggunakan bahan S50C, karena jenis ini digunakan untuk kontruksi umum, dengan kekuatan tarik (TB) 62 kg/mm2. Pada table 2.2 menjelaskan macam-macam jenis baja karbon cor.
                                                                  







            Poros berfunsi untuk memutar piringan penumbukan. Untuk itu poras harus direncanakan mampu untuk menahankan beban-beban yang dialami oleh poros tersebut. Diameter poros harus juga diperhitungkan terhadap beban-beban yang akan dialami poros

2.5 Perencanaan Sabuk Dan Puli
            Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sring terjadi slip sehingga tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat.
Gambar 2.4 diberikan berbagai proposi penampang sabuk-V yang umum dipakai




Gambar 2.4 ukuran penampang sabuk-V

                 Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya motor kebagian poros. Pemilihan sabuk dan puli dilakukan agar tidak terjadinya kehilangan gaya-gaya yang ditransmisikan.

2.6 Perencanaan Bantalan
                 Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
A.    Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.   Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a.       Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara pelapisan pelumas.
b.      Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
2.   Atas dasar arah beban terhadap poros
a.       Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
b.      Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c.       Bantalan Gelinding Khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
                 Bantalan yang digunakan untuk mesin kemiri ini adalah bantalan gelinding. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari segi gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur.















Gambar 2.5 Sket Bantalan

                 Bantalan berfungsi sebagai dudukan poros dan untuk mendukung poros akibat gaya tegangan sabuk dan beban yang diberikan terhadap poros.

2.7  Baut
Baut disini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor penggerak tetapi selain itu berfungsi juga untuk pengikat poros terhadap puli.





BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN

3.1  Tempat Dan Waktu Pengujian
Pengujian dilakukan ditempat pembuatan alat

3.2  Pengujian Alat
Dalam uji fungsi, bagian utama yang akan diuji yaitu system transmisi yang telah dibuat. Cara pengujiannya adalah:
1.      Memastikan baut pengikat puli dalam system transmisi terpasang dengan baik.
2.      Memastikan puli dan sabuk terpasang dengan baik untuk menghindari slip.
3.      Menghidupkan motor listrik
4.      Mengamati kerja listrik, poros, puli, bantalan, sabuk V, dan melihat apakah semua komponen tersebut bekerja dengan baik.
5.      Mengamati dan lihat dengan teliti putaran pulinya terjadi slip atau sliding.
6.      Menghitung kapasitas yang dihasilkan mesin permenit, perjam dan seterusnya.
7.      Bila semua komponen bekerja dengan baik dan system transmisi bias bekerja sehingga dapat mereduksi kecepatan dengan baik.

3.3  Uji Spesifikasi
Uji spesifikasi dilakukan untuk mengetahui dimensi alat, komponen yang dipakai, kekuatan bahan dan hasil yang dicapai oleh system pembuatan tepung tapioca tersebut. Cara pengujiaannya yaitu:
1.      Mengukur dan mencatat seluruh bagian alat dan dicocokkan dengan gambar kerjanya.
2.      Mencatat semua komponen yang dipakai, baik yang dibuat sendiri maupun komponen jadi yang dibeli beserta bahan komponen tersebut.
3.      Mencatat proses perancangan, proses pembuatan dan proses perakitan komponen menjadi mesin pemecah kemiri.
4.      Membuat kesimpulan pengujian spesifikasi sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

3.4  Perangkaian Komponen
Perangkain komponen ini dimaksud sebagai komponen transmisi yang meliputi puli dan sabuk. Puli dengan diameter 3 inchi dipasang pada poros motor penggerak, kemudian diikat dengan baut. Puli dengan diameter 10 inchi dipasang pada poros screw press diikat dengan menggunakan baut. Menghubungkan komponen yang telah dirangkai pada dudukannya masing-masing dan dihubungkan dengan menggunakan belt yang telah direncanakan, seperti yang ditunjukan pada gambar 3.1











3.5  Prinsip Kerja Mesin
Prinsip kerja dari mesin ini adalah sebagai berikut:
1.      Tahap pertama buah kemiri dimasukkan ke corong pemasukkan.
2.      Didalam corong pemasukan dilakukan pemasukan bahan baku secara bertahap, masuk kedalam ruang rol pemecah. Hal ini perlu dilakukan karena untuk menghindari penumpukan bahan baku pada saluran pemasukan sehingga mengakibatkan berkurangnya tingkat efisiensi serta terganggunya kinerja mesin.
3.      Buah kemiri masuk kedalam screw press. Didalam ruang rol pemecah bahan baku akan dilontarkan dan akan tertumbuk oleh papan press.
4.      Selanjutnya buah kemiri yang tertumbuk akan keluar melalui corong keluar.
5.      Setelah proses pemecahan selesai, selanjutnya dilakukan pemisahan buah kemiri dari pecahan kulitnya secara manual.





DAFTAR PUSTAKA

1.      Khurmi, R.S dan Gupta, JK. A Tex Book of Machine Design. New Delhi Eurasia Publishing House (prt) Ltd. 1980
2.      Niemenn, G, 1994. Elemen Mesin. Surabaya: Erlangga
3.      Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1994
4.      Shygley, Joseph E: 1986; Perencanaan Teknik Mesin jilid 1 & 2; Jakarta; Erlangga
5.      Sitinjak. Dkk, 1995. Teknologi Pasca Panen. Medan: Universitas Sumatera Utara.
6.      Teknologi Tepat Guna. Menteri riset dan teknologi.

7.      Http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe dg 1856.html

No comments:

Post a Comment