Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang
diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek.
Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135
derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan
dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar
dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang
dipakai pada mesin pembakaran dalam.
A.
Fungsi dan tujuan pelumasan
Pada
berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa
pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan
partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel
disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih
parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan
peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami
gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.
1.
Tugas pokok pelumas
Pada
dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi
keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu
dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat
dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang
diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan
akan berkurang.
2.
Tugas tambahan pelumas
Selain
mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada
mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan
bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas
berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan
temperatur atau suhu mesin.
Suhu
yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang, maka maka
gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak
sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan
terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin akan berhenti secara mendadak.
Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan tinggi digunakan pelumas yang
titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang tinggi pelumas tersebut
tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.
B.
Jenis jenis pelumas
Terdapat
berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan
penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan
penggunaan.
1.
Dilihat dari bentuk fisiknya :
a.
Minyak pelumas b. Gemuk pelumas c. Cairan pelumas
2.
Dilihat dari bahan dasarnya :
a.
Pelumas dari bahan nabati b. Pelumas dari bahan hewani c. Pelumas sintetis
3.
Dilihat dari penggunaannya :
a.
Pelumas kendaraan b. Pelumas industri c. Pelumas perkapalan d. Pelumas
penerbangan
4.
Dilihat dari pengaturannya :
i.
Pelumas kendaraan bermotor :
1.
Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel 2. Minyak pelumas
untuk transmisi 3. Automatic transmission fluid & hydraulic fluid
ii.
Pelumas motor diesel untuk industri :
1.
Motor diesel berputar cepat 2. Motor diesel berputar sedang 3. Motor diesel
berputar lambat
iii.
Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
1.
Untuk kendaraan bermotor 2. Untuk perahu motor 3. Lain lain ( gergaji mesin,
mesin pemotong rumput )
iv.
Pelumas khusus
Jenis
pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap
jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut,
pelumas rem, pelumas anti karat, dan lain-lain.
C.
Penggunaan pelumas
Untuk
memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini
maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri,
yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan
dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai
yang dapat berakibat fatal.
1.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.
Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya
pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin
industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan.
Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing
bagian dalam jangka waktu tertentu.
b.
Bahan bakar yang digunakan
Dalam
hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan
bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau
gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh
pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh
para teknisi pabrik dengan melihat pada :
-
Data teknis dari mesin - Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi -
Pengalaman dari para teknisi
c.
Perkembangan teknis pelumas
Hasil
kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil
kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan
tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi,
namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri
dari 3 faktor :
1.
Bahan dasar ( based oil ). 2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan
pelumas. 3. Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan
dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.
Sebenarnya
base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan.
Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas
pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan
dalam waktu lama.
ISTILAH-ISTILAH
PADA MINYAK PELUMAS
Istilah-istilah
teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal dengan mengatahui
istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya
atau tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :
1.
Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran
kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada
temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir
dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi
yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan,
sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan
viscosity tinggi
2.
Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan
suatu pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu
pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas
meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar
100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3.
Flash point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja
suatu pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang
cukup untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4.
Fire point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan
terus menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5.
Pour point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti
engalir dengan leluasa.
6.
Cloud point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di
dalam minyak pelumas akan mulai membeku..
7.
Aniline point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya
dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini
ditetapkan sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak
pelumas adan aniline dapat dicampur
8.
Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan
untuk menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan
semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam
bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas
bekas, akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.
9.
Ash; Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu
sulfat. Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas.
No comments:
Post a Comment