Friday, 18 March 2016

K3

BAHAY KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)











Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatankeselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.


Kesehatan dan keselamatan kerja cukp penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi yang memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 meliptui pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerjateknik keselamatanteknik industrikimiafisika kesehatanpsikologi organisasi dan industriergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.

Bahaya fisik dan mekanik
Pekerja yang bekerja dengan penuh risiko tanpa peralatan keselamatan yang memadai
Harry McShane, di usia 16 tahun (1908) mengalami kecelakaan kerja. Ia tidak sengaja tertarik ke arah permesinan di sebuah pabrik di Cincinnati. Ia kehilangan lengan dan kakinya patah tanpa mendapatkan kompensasi sedikitpun.
Bahaya fisik adalah sumber utama dari kecelakaan di banyak industri. Bahaya tersebut mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi dan pertambangan, namun seiring berjalannya waktu, manusia mengembangkan metode dan prosedur keamanan untuk mengatur risiko tersebut. Buruh anak menghadapi masalah yang lebi spesifik dibandingkan pekerja dewasa. Jatuh adalah kecelakaan kerja dan penyebab kematian di tempat kerja yang paling utama, terutama di konstruksiekstraksitransportasi, dan perawatan bangunan.
Permesinan adalah komponen utama di berbagai industri seperti manufakturpertambangankonstruksi, dan pertanian, dan bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkanmembakarmemotongmenusuk, dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman.
Tempat kerja yang sempit yang memiliki ventilasi dan pintu masuk/keluar terbatas, seperti tank militer, saluran air, dan sebagainya juga membahayakan. Kebisingan juga memberikan bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Temperatur ekstrim panas mampu memberikan stress panaskelelahankramruam, mengabutkan kacamata keselamatandehidrasi, menyebabkan tangan berkeringat,pusing, dan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Pada temperatur ekstrim dingin, risiko yang dihadapi adalah hipotermia,frostbite, dan sebagainya. Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.

Masalah psikologis dan sosial
·         Stres akibat jam kerja terlalu tinggi atau tidak sesuai waktunya
·         Kekerasan di dalam organisasi
·         Bullying
·         Pelecehan seksual
·         Keberadaan bahan candu yang tidak menyenangkan dalam lingkungan kerja, seperti rokok dan alkohol

K3 berdasarkan industri
K3 yang spesifik dapat bervariasi pada sector dan industri tertentu. Pekerja kontruksi akan membutuhkan pencegahan bahaya jatuh, sedangkan nelayan menghadapi risik tenggelamBiro Statistik Buruh Amerika Serikat menyebutkan bahwa perikananpenerbanganindustri kayupertanianpertambanganpengerjaan logam, dan transportasi adalah sektor industri yang paling berbahaya.


Konstruksi
Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya. Risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Penggunaan peralatan keselamatan yang memadai seperti guardrail dan helm, serta pelaksaan prosedur pengamanan seperti pemeriksaan tangga non-permanen danscaffolding mampu mengurangi risiko kecelakaan. Tahun 2010, National Health Interview Survey mengidentifikasi faktor organisasi kerja dan psikososial dan paparan kimiawi/fisik pekerjaan yang mampu meningkatkan beberapa risiko dalam K3. Di antara semua pekerja kontruksi di Amerika Serikat, 44% tidak memiliki standar pengaturan kerja, sementara pekerja di sektor lainnya hanya 19%. Selain itu 55% pekerja konstruksi memiliki pengalaman ketidak-amanan dalam bekerja, dibandingkan 32% pekerja di sektor lainnya. 24% pekerja konstruksi terpapar asap yang bukan pekerjaannya, dibandingkan 10% pekerja di sektor lainnya.

Teknik keselamatan 
Teknik keselamatan adalah disiplin teknik yang memastikan bahwa sistem yang dibangun menyediakan tingkat keselamatan yang dapat diterima. Teknik keselematan berkaitan erat denganteknik sistem dan teknik industri. Teknik keamanan memastikan bahwa sistem kritis kehidupan (life-critical system) berfungsi sesuai yang dibutuhkan, bahkan ketika komponen mengalami kegagalan.
Tujuan utama dari teknik keselamatan adalah mengatur risiko, mengeliminasi atau mereduksinya hingga tingkatan yang dapat diterima. Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan dari kejadian kegagalan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kegagalan tersebut. Kegagalan dapat menyebabkan korban jiwa, luka, hingga kerusakan properti. Kegagalan dapat terjadi berulang kali, kadang-kadang, hingga jarang sekali tergantung pada jenis sistem dan seberapa sering digunakan. Probabilitas atau kemungkinan terjadi seringkali lebih sulit untuk diprediksi dari pada tingkat kerusakan karena berbagai faktor yang menyebabkan kegagalan seperti kegagalan mekanis, efek lingkungan, dan kesalahan operator.
Teknik keselamatan bertindak dengan mengurangi frekuensi kegagalan dan memastikan bahwa ketika kegagalan terjadi, konsekuensinya tidak membahayakan jiwa. Seperti contoh ketika jembatan diddesain untuk membawa beban bahkan ketika truk terberat melewatinya. Hal ini akan mengurangi terjadinya kelebihan beban yang mampu merusak jembatan. Kebanyakan jembatan didesain dengan jalur pembebanan lebih dari satu sehingga ketika satu bagian mengalami kegagalan, struktur akan tetap berdiri.
Metode analisis[sunting sumber
Metode analisis teknik keselamatan bisa dibagi menjadi dua kategori:kualitatif dan kuantitatif. Keduanya memiliki tujuan mencari ketergantungan sebab antara bahaya pada level sistem dan kegagalan dari komponen individual. Pendekatan kualitatif fokus pada pertanyaan "Bahaya apa yang mungkin terjadi jika sesuatu terjadi kesalahan?", sementara pendekatan kuantitatif mencari perkiraan mengenai kemungkinan, laju, dan/atau tingkat konsekuensi.
Dua jenis metode permodelan yang biasa digunakan meliputi analisis jenis kegagalan dan efeknya (failure mode and effects analysis) dan analisis pohon patah (fault tree analysis). Semua metode ini hanya cara untuk mencari masalah dan membuat rencana untuk menghadapi kegagalan, seperti pada penilaian risiko probabilstik (probabilistic risk assessment).

Analisis jenis kegagalan dan efeknya

Analisis ini bersifat bottom-up, analisis induktif yang berlaku pada tingkat fungsional atau per bagian sistem. Pada tingkat fungsional, jenis kegagalan diidentifikasi pada setiap fungsi di dalam sistem atau komponen peralatan, yang biasanya dibantu dengan diagram blok fungsional. Untuk analisis per komponen, jenis kegagalan diidentifikasi untuk setiap komponennya (seperti saluran, penghubung, resistor, atau diode). Jenis kegagalan dengan efek yang identik dapat dikombinasikan dan dirangkum.

No comments:

Post a Comment